Clock

Minggu, 07 Januari 2018

Jambi + Padang Backpacker Super Hemat dari Jakarta . Part 1

Halo teman-teman semua, masih dalam semangat tahun baru 2018 kali ini gw akan berbagi pengalaman saat menjelajahi dari bagian timur Pulau Sumatra hingga ke barat pulau yang biasa disebut sebagai Andalas itu.

Note: dalam perjalan selama satu hari di Jambi ini  dokumentasi foto dan videonya dapat dilihat di akun Instagram: rickyadiyanto.1997 dikarenakan file asli dari foto dan videonya sudah tidak ada lagi karna satu dari lain hal, tapi tetap diusahakan untuk menceritakan perjalanan saya secara detail di blog ini. Terima kasih sudah mau berkunjung ke blog ini

Perjalanan kemarin itu sudah gw rencanakan sejak bulan September 2017, atau 3 bulan sebelumnya. Kebetulan dapat tiket yang harganya worth-it dari Cengkareng ke Jambi hanya Rp 420.000 tgl 30 Desember 2017 dan pulangnya gw dari Padang ke Cengkareng tgl 1 Januari 2018 itu Rp 650.000. Tentunya dengan Maskapai Singa merah dong ya, hehe 😊😊

Pertama kalinya ke Pulau Sumatra ini sebetulnya niat awalnya ke wilayah selatan, Lampung + Palembang, tapi berhubung harga tiketnya ga beda jauh yasudah akhirnya yang agak jauhan dikit aja sekalian dan mumpumg momentumnya tahun baru. Perlu diingat juga kalo gw melakukan perjalanan ini sendirian pula, jadi makin menantang diri sendiri 🙄

Akhirnya tanggal yang udah gw tunggu-tunggu akhirnya tiba juga, 30 Desember 2017 jam 04:00 pagi buta gw udah bangun untuk mandi dan menuju airport Soekarno Hatta yang sebetulnya flight masih jam 09:40 😅 sehari sebelumnya juga gw udah booking tiket Kereta Bandara Soekarno Hatta yang waktu itu masih promo Rp 30.000 aja jadi ya sekalain nyobain deh

Dari rumah jam 04:30 naik gojek ke Stasiun KRL Jurangmangu, lalu naik KRL ke Stasiun Sudirman sebetulnya, tapi ternyata jadwal KRL dan jadwal kereta bandara tidak terintegrasi dengan benar. Setibanya gw di Stasiun Tanah Abang jam 05;40 ternyata belum ada KRL arah ke Sudirman sampai 1 jam kedepan sedangakan jadwal kereta bandara yang sudah gw pesen itu adalah keberangkatan jam 06:20. Aneh kan? 😣

Akhirnya daripada menunggu yang ga pasti gitu gw naik gojek aja dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Sudirman Baru ( BNI City ), dannn sampai di Stasiun Sudirman Baru hanya tinggal 10 menit sebelum keberangkatan kereta. Nyaris! 😏

Perjalanan KA Bandara ini diisi kurang dari setenganya, penumpangnya tentu adalah yang ada flight pagi tentunya dan sekalian mencoba fasilitas infrastuktur mahal ini. Sebetulnya sih, kalo gw dari Ciputat ke bandara aja udah 1 jam perjalanan sedangkan perjalanan kereta bandara ini juga udah 1 jam perjalanan, jadi bagi yang rumahnya di Bodetabek kurang efisien dari segi waktu dan ongkos yang saat blog ini ditulis Rp 75.000/orang. Mungkin ya kereta bandara ini dikhususkan buat pekerja/business man yang ada di Jakarta

Perjalanan kereta bandara ditempuh selama 50 menit, jam 07:10 sudah sampai di Stasiun Bandara Soekarno Hatta untuk ke setiap terminal sudah disediakan APMS ( Auto People Mover Service ) yang dijalankan tanpa masinis untuk menjalankannya alias otomatis, selain itu juga gratis.


Oke skip tentang kereta bandara, sekarang kita bicara tentang suasana terminal keberangkatan yang penampilannya tetap konsisten tetap seperti ini-ini aja. Lion air keberangkatan domestik dari Terminal 1 Bandara Soekarmo Hatta. Jam boarding dibuka jam 09:10, ontime banget dan penumpang dipersilahkan naik ke pesawat dan take-off juga ontime, mungkin karena masih pagi ya. Fyi, semakin pagi penerbangan maka kemungkinan untuk delay akan semakin kecil, bahkan untuk Lion Group sekalipun yang pagi itu on-time semua.


Penerbangan selama 1 jam 10 menit cukup terasa lama karna tanpa diberikan makan dan minum, ya namanya juga penerbangam low-service jadi udah ada pramugari aja udah cukup kok, hehe.

Pesawat mendarat di Bandara Sultan Thaha Jambi tepat jam 11:00, dan hal pertama yang paling gw pikirkan adalah bagaimana caranya untuk bisa sampai ke pusat Kota Jambi tanpa menumpangi angkutan taksi resmi bandara yang sangat mahal, hmm, gw langsung buru-buru  nyalain smartphone dan order Grab + Gojek, baik jasa motor dan mobilnya setelah 10 menit ga ada juga yang terima gw kebingungan sedangkan di depan jarak 10 meter tukang taksi sudah berderet memaksa menanyakan mau pergi kemana dengan bahasa Melayu dialek Jambi-nya itu.


Akhirnya setelah 15 menit menunggu ada notifikasi pengemudi yang bersedia mengantarkan gw ke pusat kota. Gw pun langsung menelpon driver itu di mana enaknya untuk dijemput, dia mengarahkan untuk berjalan kali keluar bandara dan dia ada di taman sebelah kiri jalan setelah pintu keluar.

Sejauh gw jalan kaki dari bandara menuju keluar sih aman aja ga ada tukang ojek atau taksi yang menghadang, tapi ternyata begitu keluar bandara disitulah pangkalan ojek berada dan gw dipaksa tentunya, dengan halus gw pun menolak tawaran mereka dan gw lebih memilih berjalan cepat dengan gaya sok santay seolah gw udah sering di daerah itu, hehe 😅

Tapi jurus itu kurang berhasil, gw terus dibuntuti sama tukang ojek itu disaat bersamaan gojek sudah menelpon gw berkali-kali dan akhirnya tukang ojek itu menyerah saat gw makin masuk ke dalam gang yang gw bilang bahwa itu adalah rumah gw berada, hehe 😁

Disaat itu pula si gojek dengan nomor plat yang sudah gw hapal setengah berhenti hingga akhirnya dia membawa gw pergi ke pusat kota. Sesampainya gw di Pempek Asiong yang ada di tengah kota Jambi itu gw langsung setengah kesetanan untuk sarapan + makan siang di sana. Habislah semangkok tekwan dan pempek yang panas di Jambi itu.


Selesai makan, gw iseng untuk order ojek online ke Candi Muaro Jambi, yang berjarak 20an KM atau setara 45 menit perjalanan motor, setelah menunggu agak lama akhirnya ada juga gojek yang mau ngantar ke Kabupaten Muaro, tempat dimana candi bersejarah di Pulau Sumatra itu berada. Dengan girangnya gw, tapi dengan raut penuh kecurigaan dari si abang gojek yang nerima orderan gw itu antara takut dibawa kabur, kepo sama turis yang aneh dan bingung juga dimana lokasi candi itu.


Akhirnya setelah gw jelasin dari A-Z si abang bisa paham dan mau ngantar juga, tentunya dengan nego harga arah pulangnya dan tip tentunya, karena dia juga akan nungguin gw selama di kawasan candi itu. Ya selama kurang dari 1 jam hanya berada di kawasan candi itu. Cuaca di sana cukup lembab dan membuat sangat berkeringat cukup banyak. Jalanan lintas sumatra dari dan menuju kabupaten Muaro Jambi ke Kota Jambi cukup mulus dan lurus dengan aspalnya.

Sesampainya kembali ke Kota Jambi gw minta diantarnya ke kawasan Ancol. Ancol? Iya di Jambi ada juga Ancol untuk di Jambi yang mana adalah salah satu tempat populer di Jambi.

Ancol Jambi ini tak ubahnya adalah kawasan pesisir sungai Batanghari yang cukup dikelola dengan baik meski di beberapa sudut masih terlihat ada sampah dan pedangang kaki lima yang kurang rapih. Namun tempat ini cukup bisa dijadikan tempat bersantai dan menikmati Kota Jambi.

Setelah puas foto foto di Ancol Jambi, masih ada satu tempat lagi yang akan dikunjungi sebelum menuju ke Kota Padang, yaiut monumen Monas Jambi. Monas? Ya, kota Jambi juga memiliki monumen/tugu yang menyerupai Monas di Jakarta. Namun hal unik yang didapati adalah ternyata Monumen Monas di Jambi telah dipugar/diganti menjadi Monumen Keris. Dimana ujung puncak dari bentuk emas menjadi bentuk keris. Kira-kira karena apa ya monumen ini diganti? Mungkin jika ads kalian yang tahu bisa bantu tulis di komentar ya.

Hanya beberapa menit di Monas Jambi jam sudah pukul 17:30, saatnya bersiap ke Terminal Alam Barajo yang merupakan tempat bus AKAP di Kota Jambi untuk menaik/turunkan penumpang. Cara tercepat untuk menuju Terminal Alam Barajo tentunya dengan ojek online.

Tiba di Terminal Alam Barajo dengan selamat pada pukul 18:00, sekitar 1 jam lagi Bus Family Raya Ceria menuju Padang. Tiket bus nya bisa dipesan secara online juga, salah satunya melalui website Easybook Indonesia dengan harga promo Rp 120.000 dari harga normalnya Rp 190.000

Kondisi bus nya cukup baik dan nyaman, AC terasa dingin dan tersedia juga bantal serta selimut sepanjang perjalan, tapi jangan dibawa pulang ya. Nah malam itu penumpang bus ini terlihat cukup penuh yaitu sekitat 75% dari kapasitas bus. Tepat pukul 19:00, akhirnya bus berjalan juga meninggalkan Kota Jambi dengan beberapa kali singgah untuk menaikkan penumpang lagi di sepanjang perjalanan.


Untuk lanjutan perjalanan backpacker dari Jambi menuju Padang ini akan berlanjut ke Part 2 ya, agar tidak terlalu panjang dalam satu page.

Link untuk part 2: https://rickyadiyanto.blogspot.com/2020/09/jambi-padang-backpacker-super-hemat.html?m=1


2 komentar:

  1. Wah boleh nih jadi travelmate bang wkwk

    BalasHapus
  2. yah sayang banget tulisannya nggak selesai. PAdahal ini masuk page one pencarian google dengan setting past year, lho.

    BalasHapus