Clock

Jumat, 18 September 2020

Jambi + Padang Backpacker Super Hemat dari Jakarta . Part 3

 Jambi + Padang Backpacker Super Hemat dari Jakarta . Part 3

Link untuk Part 2: https://rickyadiyanto.blogspot.com/2020/09/jambi-padang-backpacker-super-hemat.html?m=1


Note: dalam perjalanan selama dua hari hari di Padang ini  dokumentasi foto dan videonya dapat dilihat di akun Instagram: rickyadiyanto.1997 dikarenakan file asli dari foto dan videonya sudah tidak ada lagi karna satu dari lain hal, tapi tetap diusahakan untuk menceritakan perjalanan saya secara detail di blog ini. Terima kasih sudah mau berkunjung ke blog ini




Dari Plaza Andalas gw mencoba berjalan kaki menyusuri padatnya jalanan di Kota Padang malam itu menuju Pantai Padang. Berbeda dengan siang hari yang lengang, malam ini suasanya luar biasa padat oleh pengunjung. Di sini tidak perlu bingung kalo mau makan seafood atau sekedar bersantay minum kopi karna berjejer para pedagang makanan dengan kursi meja dan payung kecil di sepanjang pantai ini. Kurang lebih mirip seperti Pantai Jimbaran di Bali namun ini dengan harga lebih terjangkau. Kita bisa merasakan sensasi makan di bawah sinar rembulan, dengan deburan ombak dan aneka seafood yang terasa segar.


Semakin malam pengunjung yang ada terlihat semakin ramai dan hujan yang turun semakin deras. Di Pantai Padang terdapat Tugu Merpati Perdamaian yang diresmikan pada 2016 lalu. Yang unik, meski malam semakin larut tapi masih ada saja beberapa pengunjung yang berfoto ria sembari bermain air di sepanjang pantai, wah agak ngeri gitu ya.


Menjelang pergantian tahun hujan yang turun semakin deras semoga ini adalah petanda rejeki yang akan deras juga pada 2018. Akhirnya yang ditunggu tiba juga, pesta kembang api. Hujan yang deras tak menyurutkan keseruan di pantai ini. Karena semakin menggigil kedinginan gw pun memutuskan untuk segera kembali ke penginapan dengan ojek online. Ya meskipun jalanan terlihat luar biasa padatnya pada malam itu, tapi gw tetap berusaha untuk order ojek online dan setelah menunggu tak lama si driver pun tiba dan langsung mengebut ke penginapan gw di Padang Timur dengan selamat, tidak sampai 10 menit menembus padatnya lalu lintas malam tahun baru.


Sampai di penginapan gw langsung berganti baju dan bergegas tidur. Besok paginya gw sebetulnya ingin banget berkunjung singkat ke Bukittinggi karena jadwal pesawat pulang ke Jakarta adalah jam 18:00 yang mana masih ada waktu cukup lumayan untuk bisa pulang pergi dengan mobil travel.


Nah tapi karena habis begadang semalam, alhasil bangunnya jadi kesiangan dan baru terbangun jam 08:00 pagi. Lapar dan bingung akhirnya gw putuskan untuk segera check out dan bergegas ke restoran cepat saji terdekat karena gw lihat beberapa rumah makan konvesional masih pada tutup. Ya maklum aja karena sehabis malam tahun baru mungkin pada belum bangun tidur. 


Nah selesai makan, gw putuskan untuk ke Stasiun Padang mengejar jadwal keberangkatan kereta ke Pariaman saja. Menikmati keindahan pantai di Pariaman yang tak kalah indahnya. Tapi gayung belum bersambut karena setibanya gw di Stasiun Padang sudah sangat padat dan tiket Kereta Sibinuang sudah ludes terjual.


Jam sudah menunjukkan pukul 10:00, daripada bingung mau kemana akhirnya milih untuk keliling dengan Bus Trans Padang. Bus ini mirip dengan TransJakarta atau Trans Jogja, berpendingin AC dan halte yang tinggi. Beberapa lokasi populer yang dilewati diantaranya, Masjid Raya Sumatera Barat, Kantor Gubernur Sumatera Barat, dan Pasa Raya Padang. Gw milih berhenti di Masjid Raya Sumatera Barat dan Pasa Raya Padang. Dan akhirnya di Pasa Raya Padang ini bisa makan masakan khas Minang secara otentik. Waktu itu gw makan nasi rendang, menu yang lezatnya sudah terkenal mendunia ternyata rasa rendang yang asli dimakan di Padang ini terasa sangat lezatnya, susah. diungkapkan kata-kata pokoknya.


Selesai makan lalu gw mencoba untuk berkeliling melihat lihat ada apa saja di Pasa Raya ini yang ternyata barang yang dijajakan pun kurang lebih sama seperti pasar pada umumnya.


Waktu sudah menunjukkan jam 2 siang dan gw tetap ingin mencoba menaiki Kereta Sibinuang tapi dengan rute yang lebih pendek. Gw pun langsung bergegas kembali ke Stasiun Padang dengan ojek online. Sesampainya di sana untuk saja masih kebagian tiket untuk ke Stasiun Duku. Stasiun Duku tidak berada di Bandara Internasional Minangkabau, tapi stasiun ini adalah yang terdekat dengan bandara berhubung pada saat itu 2017 belum beroperasinya Kereta Bandara Minangkabau, baru setahun setelahnya yaitu pada 2018 akhirnya Kereta Minangkabau Express resmi beroperasi dengan tarif tiket Rp 10.000. Nah kalo waktu itu tarif dari Stasiun Padang ke Stasiun Duku hanya Rp 6.000.


Jadwal keberangkatan Kereta Sibibuang menurut jadwal adalah pukul 15:00 dan ternyata kereta berangkat tepat waktu. Perjalanan dari Stasiun Padang ke Stasiun Duku menempuh waktu 45 menit. Kereta ini berjalan cukup lambat karena jalur keretanya hanya satu sisi saja jadi harus bergantian dengan kereta dari arah sebaliknya.


Setibanya di Stasiun Duku ternyata penumpang yang turun hanya gw sendiri dan suasana stasiun ini sangatlah sepi. Bangunan stasiun ini terlihat masih sangat baru dipugar dengan ornamen khas Minangkabau, cocok untuk berfoto foto. Keluar area stasiun suasanya masih sama, sepi nah karena sepi dengan mudahnya bisa pesan angkutan online menuju terminal bandara.


Begitu tiba di Bandara Minangkabau pada pukul 16:10, dan ternyata masih ada aja oknum calo tiket yang menawarkan tiket pesawat, maklum hari ini tepat 1 Januari 2018 mungkin banyak orang yang kehabisan tiket. Dan ada satu hal yang kelupaan, yaitu beli oleh-oleh. Akhirnya gw pun memutuskan untuk beli di toko oleh-oleh yang ada di bandara adalah hal yang kurang tepat karna harganya cukup mahal, satu bungkus kripik balado saja tembus Rp15.000.


Saat gw melakukan proses check in, terlihat antrian panjang yang mengular untuk maskapai singa merah. hehe maklum aja karna memang harga tiketnya yang paling terjangkau.


Waktu keberangkatan pesawat pukul 18:30 tapi belum juga ada tanda-tanda untuk boarding ke pesawat, dan benar saja pesawatnya delay. Entah sampai berapa lama karna tidak diinfokan dan petugas maskapai pun sudah terlihat lelah meladeni cacian dari para penumpang. Kali ini maskapai memberikan kompensasi berupa makanan berat yaitu nasi + ayam goreng + minuman. Hingga pukul 20:00 barulah ada pengumuman bahwa pesawat akan diberangkatkan 30 menit lagi. total waktu delay untuk penerbangan kali ini adalah selama 2 jam, ini masih terbilang mending jika dibandingkan penerbangan yang lainnya bahkan bisa hingga 6 jam keterlambatan.


Tiba di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 21:50 gw segera bergegas menuju halte bus Damri karna jadwal kereta terakhir adalah pukul 22:15 yang mana sangat mepet. Beruntungnya Bus Damri ini beroperasi hingga 23:30 sehingga bisa menghemat budget dari bandara. Gw menaiki Bus Damri tujuan Lebak Bulus dan turun di tujuan akhir lalu sambung naik ojek online hingga sampai di rumah tepat tengah malam.


Perjalanan singkat selama 3 hari di 2 provinsi kali ini adalah kali pertama gw ke Pulau Sumatera, pertama kali juga pergi luar kota sendiri dengan menginap. Dan gw pun sudah menyusun beberapa agenda dan tujuan kota berikutnya karna gw sangat ingin menjajaki setiap kota di Indonesia dsn tentunya setelah itu seluruh dunia. Semoga kita senantiasa diberkahi kesehatan rezeki agat tetap bisa backpacker. 


Untuk trip berikutnya gw akan berkunjung ke Sukabumi dan bisa disimak juga ceritanya di blog ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar